Kelompok 5 PKn
Azrania Fatima (220110180145)
Alfini Vania (210510180052)
Fitria Nur Ajizah (230110180008)
M. Prayoga N. (270110180043)
Nadya Putri Lestari (240310180010)
Ratu Hanifa Fayza (260110180148)
Raissa Rahma (210510180048)
Rizky Azhar (210610180062)
Sonnia Kristin (240310180024)
Timothy D. R. P (270110180013)
MAKANAN TIDAK SEHAT DI JATINANGOR
Menurut
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Sebagai salah satu target dari Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals (SDGs), kesehatan yang baik menjadi sebuah sorotan karena
akan berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia dan tingkat
kesejahteraan manusia pada beberapa tahun ke depan. Penyelenggaraan kesehatan mempunyai tujuan untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap manusia. Adanya kemampuan hidup
sehat merupakan syarat utama bagi tercapainya derajat kesehatan yang optimal,
yang selanjutnya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu hal yang sangat menunjang kesehatan adalah
makanan. Pada umumnya, bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa
seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen, dan
lain-lain. Senyawa-senyawa tersebut memiliki gizi dan fungsi khusus seperti
sumber energi, pertumbuhan, perbaikan sel, dan lain-lain (Lestari et al., 2014). Apabila tubuh kekurangan
sumber gizi tersebut, metabolisme akan terganggu dan menyebabkan gangguan
kesehatan tertentu (Hartono, 2006).
Kekurangan sumber gizi di dalam tubuh diakibatkan oleh
konsumsi makanan tidak sehat yang diperoleh secara sembarangan. Jajanan
berdampak pada kesehatan karena
penanganannya seringkali tidak higienis yang memungkinkan jajanan
terkontaminasi oleh mikroba beracun (Mudjajanto, 2006). Selain itu, debu-debu,
lalat, ataupun serangga lain yang hinggap pada makanan dapat menyebabkan
berbagai penyakit terutama pada sistem pencernaan. Belum lagi, seringkali
alat-alat makan tidak dicuci secara bersih apabila persediaan air terbatas. Hal
ini dapat membuat orang yang mengonsumsinya terserang berbagai penyakit seperti
disentri, tifus, ataupun penyakit perut lainnya (Irianto, 2007).
Makanan berindikasi tidak sehat seringkali ditemukan di
kawasan pendidikan. Sebab, makanan tidak sehat dibuat secara asal murah,
sehingga menjadi pilihan konsumen dari kalangan pelajar yang memiliki sumber
dana terbatas. Jatinangor merupakan kawasan yang memiliki cukup banyak
perguruan tinggi, sehingga dapat dipastikan kuantitas pelajarnya sangat banyak.
Kebanyakan jajanan makanan di Jatinangor yang dikonsumsi oleh pelajar tergolong
tidak sehat karena berbagai hal. Misalnya, tempat penjualan tidak bersih dan
banyak sampah, minyak penggorengan dipakai secara berulang, serta proses
pembuatan makanan yang tidak higienis. Oleh karena itu, kami mengangkat
permasalahan jajanan tidak sehat yang menyebabkan terjadinya gangguan atau
masalah kesehatan di kawasan Jatinangor, khusunya mahasiswa Universitas
Padjajaran.
Makanan
tidak sehat yang beredar di Jatinangor dan dikonsumsi oleh mahasiswa
menyebabkan kondisi tubuh tidak sehat serta mengalami berbagai gangguan. Contoh
akibat dari makanan yang tidak sehat ialah menurunnya fokus belajar, tidak
dapat hadir dalam kegiatan perkuliahan, dan lain-lain. Lebih lanjut, jajanan
tidak sehat ini dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut.
1.
Tifus
Kebiasaan
mengonsumsi jajanan yang tidak sehat dan tidak terjaga kebersihannya merupakan penyebab utama seseorang terkena tifus. Tifus
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi
yang ditularkan lewat makanan yang terkontaminasi. Untuk itu, penggunaan tempat makan pribadi sebagai wadah
jajanan dapat menghindari risiko penularan penyakit tifus (Nestle, 2017).
2.
Diare
Diare
umumnya
terjadi akibat faktor makanan yang
dikonsumsi, terutama jajanan sembarangan.
Jajanan yang dijajakan oleh penjual biasanya
disajikan secara terbuka, sehingga mudah terkontaminasi oleh polusi dan debu. Selain itu, lalat
dan binatang lain dapat
hinggap di makanan yang menyebabkan
makanan terkontaminasi. Jajanan yang tidak
higienis tersebut dapat tercemar
oleh
cacing, bakteri E.coli, Salmonella, Sigella, dan Amoeba. Bakteri yang
masuk ke saluran cerna itulah yang menyebabkan diare dan infeksi pada saluran
cerna (Nestle, 2017).
3.
Gagal
Ginjal
Menurut Dr. Tb Rachmat
Sentika, Sp.A.,MARS, anggota tim ahli Komisi Perlindungan Anak Indonesia,
bahan-bahan berbahaya yang terkandung di dalam jajanan anak dapat menyebabkan seseorang mengalami gagal ginjal
dini. Bahan berbahaya seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan yang terkandung dalam jajanan akan
tercampur di dalam darah. Ginjal yang bertugas untuk membersihkan darah akan
menyaring aneka bahan berbahaya tersebut. Akibatnya, racun dari bahan
pengawet, pewarna, serta pemanis buatan berbahaya tersebut menjadi kerak di
dalam ginjal dan mulai merusak sistem kerja ginjal hingga mengakibatkan
terjadinya gagal ginjal (Nestle, 2017).
4.
Kanker
Menurut dokter
spesialis anak, dr. Arifianto SpA, penggunaan bahan-bahan berbahaya yang
melewati ambang batas
normal dalam jajanan anak menjadi pemicu penyakit kanker. Bahan kimia seperti
bahan pengawet, pewarna,
dan pemanis buatan tersebut bersifat karsinogenik, yakni akan mengendap dan
merusak suatu zat dengan mengubah DNA dalam sel-sel tubuh (Nestle, 2017).
Dari
penyakit-penyakit tersebut, akibat
paling fatal yang disebabkan oleh
jajanan tidak sehat adalah kematian. Seringkali, anak-anak bahkan orang dewasa sekali pun tidak memedulikan jajanan yang
mereka beli. Mereka lebih mementingkan rasa daripada kesehatan dari jajanan itu
sendiri. Maka dari itu, sudah seharusnya kita
lebih memilah jajanan yang sehat bagi tubuh kita. Makanan yang dikonsumsi harus dipastikan sehat dan
memiliki nilai gizi yang baik.
Selain
berdasarkan kesadaran pribadi akan pentingnya memilah konsumsi yang sehat, kami
memiliki solusi lain untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh jajanan
tidak sehat. Solusi tersebut dapat diimplementasikan melalui penggambaran
berikut ini.
Solusi dari
permasalahan yang kami ambil dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Observasi
Masalah
Banyaknya
kesibukan kuliah seringkali membuat banyak mahasiswa tidak memperhatikan
kesehatannya, terutama anak kos yang jauh dari pengawasan orangtua. Selain
itu,
gaya hidup tidak sehat serta pola makan yang tidak teratur juga dapat membuat
para mahasiswa rentan terhadap penyakit. Terutama menjelang
akhir bulan, banyak mahasiswa yang memilih untuk jajan sembarangan. Padahal,
jajanan itu bisa jadi banyak mengandung zat berbahaya dan tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi. Observasi terhadap permasalahan jajanan tidak sehat dapat dilihat pada video berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=ZS_0KTIc-QM&feature=youtu.be
https://www.youtube.com/watch?v=ZS_0KTIc-QM&feature=youtu.be
2.
Tujuan
a. Mengetahui
pilihan mahasiswa dalam memilih makanan.
b. Mencegah
menghindari jajan sembarangan.
c. Mengetahui
makanan atau jajanan yang tidak sehat.
d. Membuat
solusi yang lebih sehat dari jajan sembarangan
3.
Ruang Lingkup Masalah
Penulisan observasi ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
a.
Observasi
dilakukan hanya terbatas mahasiswa ruang lingkup Universitas Padjajaran.
b. Hasil
simulasi digunakan untuk mengetahui permasalahan. Setelah mengetahui
permasalahannya akan dilakukan observasi mengenai solusi dari permasalahan tersebut.
c. Hasil
observasi akan dijadikan dasar dalam membuat program baru sebagai
solusi dari permasalahan.
4. Survei
tempat dan kondisi
Survei dilakukan
di lingkungan sekitar Jatinangor,
tepatnya di tempat makan daerah kampus
atau daerah lain yang banyak dikunjungi oleh mahasiswa. Sebagian kondisi tempat makan tersebut dapat
disebut tidak layak apabila dilihat dari segi kebersihannya. Kurang bersihnya tempat tersebut dilihat dari tempat duduk, tempat masak, maupun
tempat mencuci yang tidak higienis.
5.
Memberi solusi
Solusi yang kami tawarkan yaitu dengan membantu Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Padjajaran
yang bergerak di bidang kewirausahaan namun belum dikenal secara luas serta
memerlukan bantuan pemasaran. Bantuan pemasaran ini memanfaatkan kreativitas
mahasiswa dalam bidang design grafis untuk membuat iklan-iklan produk agar
lebih terkenal dan menarik. UKM yang bergerak di bidang kewirausahaan ini akan
memasarkan produk-produk yang lebih sehat dan memiliki nilai gizi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan jajanan yang telah beredar di kawasan Jatinangor. Apabila
mahasiswa membeli makanan dari UKM terkait, kebersihan dan kesehatannya akan
lebih terjamin daripada makanan yang dijual secara sembarangan di warung maupun
pinggir jalan.
6. Implementasi
Solusi yang sudah kami tawarkan dapat
diimplementasikan dengan cara
mempromosikan produk-produk Unit Kegiatan Mahasiswa di bidang kewirausahaan
secara kreatif dan inovatif. Pemasaran dilakukan agar produk UKM lebih dikenal
oleh civitas akademika Universitas Padjajaran, khususnya mahasiswa dengan
memanfaaatkan kreativitas mahasiswa dalam bidang design grafis. Selain membantu
promosi, kami akan membantu mengawasi UKM tersebut agar produk yang dipasarkan
lebih bersih dan sehat. Pengawasan ini juga perlu dilakukan agar produk lebih
ramah lingkungan dan minim dari penggunaan plastik, sterofoam, maupun
bahan-bahan sulit terurai lainnya.
Sumber
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit.
Jakarta: EGC.
Irianto, K. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung:
Yrama Widya.
Lestari, L. A., Puspita M. L.,
Fasty A. U. 2014. Kandungan Zat Gizi
Makanan Khas Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Press.
Mudjajanto, E. S. 2006. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional.
Jakarta: Kompas.
Sahabat Nestle. 2017. Inikah
Penyakit Akibat Jajanan Tidak Sehat. Tersedia online di https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/tips-parenting/inilah-penyakit-akbat-jajanan-tidak-sehat.html
[Diakses pada 12 Desember 2018].