Kamis, 13 Desember 2018

Selamatkan Generasi Muda dari Buruknya Kualitas Jajanan


Kelompok 5 PKn 
Azrania Fatima (220110180145)
Alfini Vania (210510180052)
Fitria Nur Ajizah (230110180008)
M. Prayoga N. (270110180043)
Nadya Putri Lestari (240310180010)
Ratu Hanifa Fayza (260110180148)
Raissa Rahma (210510180048)
Rizky Azhar (210610180062)
Sonnia Kristin (240310180024)
Timothy D. R. P (270110180013)

MAKANAN TIDAK SEHAT DI JATINANGOR
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sebagai salah satu target dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), kesehatan yang baik menjadi sebuah sorotan karena akan berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan manusia pada beberapa tahun ke depan.  Penyelenggaraan kesehatan mempunyai tujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap manusia. Adanya kemampuan hidup sehat merupakan syarat utama bagi tercapainya derajat kesehatan yang optimal, yang selanjutnya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu hal yang sangat menunjang kesehatan adalah makanan. Pada umumnya, bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen, dan lain-lain. Senyawa-senyawa tersebut memiliki gizi dan fungsi khusus seperti sumber energi, pertumbuhan, perbaikan sel, dan lain-lain (Lestari et al., 2014). Apabila tubuh kekurangan sumber gizi tersebut, metabolisme akan terganggu dan menyebabkan gangguan kesehatan tertentu (Hartono, 2006).
Kekurangan sumber gizi di dalam tubuh diakibatkan oleh konsumsi makanan tidak sehat yang diperoleh secara sembarangan. Jajanan berdampak pada  kesehatan karena penanganannya seringkali tidak higienis yang memungkinkan jajanan terkontaminasi oleh mikroba beracun (Mudjajanto, 2006). Selain itu, debu-debu, lalat, ataupun serangga lain yang hinggap pada makanan dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama pada sistem pencernaan. Belum lagi, seringkali alat-alat makan tidak dicuci secara bersih apabila persediaan air terbatas. Hal ini dapat membuat orang yang mengonsumsinya terserang berbagai penyakit seperti disentri, tifus, ataupun penyakit perut lainnya (Irianto, 2007).
Makanan berindikasi tidak sehat seringkali ditemukan di kawasan pendidikan. Sebab, makanan tidak sehat dibuat secara asal murah, sehingga menjadi pilihan konsumen dari kalangan pelajar yang memiliki sumber dana terbatas. Jatinangor merupakan kawasan yang memiliki cukup banyak perguruan tinggi, sehingga dapat dipastikan kuantitas pelajarnya sangat banyak. Kebanyakan jajanan makanan di Jatinangor yang dikonsumsi oleh pelajar tergolong tidak sehat karena berbagai hal. Misalnya, tempat penjualan tidak bersih dan banyak sampah, minyak penggorengan dipakai secara berulang, serta proses pembuatan makanan yang tidak higienis. Oleh karena itu, kami mengangkat permasalahan jajanan tidak sehat yang menyebabkan terjadinya gangguan atau masalah kesehatan di kawasan Jatinangor, khusunya mahasiswa Universitas Padjajaran.
Makanan tidak sehat yang beredar di Jatinangor dan dikonsumsi oleh mahasiswa menyebabkan kondisi tubuh tidak sehat serta mengalami berbagai gangguan. Contoh akibat dari makanan yang tidak sehat ialah menurunnya fokus belajar, tidak dapat hadir dalam kegiatan perkuliahan, dan lain-lain. Lebih lanjut, jajanan tidak sehat ini dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut.
1.      Tifus
Kebiasaan mengonsumsi jajanan yang tidak sehat dan tidak terjaga kebersihannya merupakan penyebab utama seseorang terkena tifus. Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang ditularkan lewat makanan yang terkontaminasi. Untuk itu, penggunaan tempat makan pribadi sebagai wadah jajanan dapat menghindari risiko penularan penyakit tifus (Nestle, 2017).
2.      Diare
Diare umumnya terjadi akibat faktor makanan yang dikonsumsi, terutama jajanan sembarangan. Jajanan yang dijajakan oleh penjual biasanya disajikan secara terbuka, sehingga mudah terkontaminasi oleh polusi dan debu. Selain itu, lalat dan binatang lain dapat hinggap di makanan yang menyebabkan makanan terkontaminasi. Jajanan yang tidak higienis tersebut dapat tercemar oleh cacing, bakteri E.coli, Salmonella, Sigella, dan Amoeba. Bakteri yang masuk ke saluran cerna itulah yang menyebabkan diare dan infeksi pada saluran cerna (Nestle, 2017).
3.      Gagal Ginjal
Menurut Dr. Tb Rachmat Sentika, Sp.A.,MARS, anggota tim ahli Komisi Perlindungan Anak Indonesia, bahan-bahan berbahaya yang terkandung di dalam jajanan anak dapat menyebabkan seseorang mengalami gagal ginjal dini. Bahan berbahaya seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan yang terkandung dalam jajanan akan tercampur di dalam darah. Ginjal yang bertugas untuk membersihkan darah akan menyaring aneka bahan berbahaya tersebut. Akibatnya, racun dari bahan pengawet, pewarna, serta pemanis buatan berbahaya tersebut menjadi kerak di dalam ginjal dan mulai merusak sistem kerja ginjal hingga mengakibatkan terjadinya gagal ginjal (Nestle, 2017).
4.      Kanker
Menurut dokter spesialis anak, dr. Arifianto SpA, penggunaan bahan-bahan berbahaya yang melewati ambang batas normal dalam jajanan anak menjadi pemicu penyakit kanker. Bahan kimia seperti bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan tersebut bersifat karsinogenik, yakni akan mengendap dan merusak suatu zat dengan mengubah DNA dalam sel-sel tubuh (Nestle, 2017).
Dari penyakit-penyakit tersebut, akibat paling fatal yang disebabkan oleh jajanan tidak sehat adalah kematian. Seringkali, anak-anak bahkan orang dewasa sekali pun tidak memedulikan jajanan yang mereka beli. Mereka lebih mementingkan rasa daripada kesehatan dari jajanan itu sendiri. Maka dari itu, sudah seharusnya kita lebih memilah jajanan yang sehat bagi tubuh kita. Makanan yang dikonsumsi harus dipastikan sehat dan memiliki nilai gizi yang baik.
       Selain berdasarkan kesadaran pribadi akan pentingnya memilah konsumsi yang sehat, kami memiliki solusi lain untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh jajanan tidak sehat. Solusi tersebut dapat diimplementasikan melalui penggambaran berikut ini.
Solusi dari permasalahan yang kami ambil dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Observasi Masalah
Banyaknya kesibukan kuliah seringkali membuat banyak mahasiswa tidak memperhatikan kesehatannya, terutama anak kos yang jauh dari pengawasan orangtua. Selain itu, gaya hidup tidak sehat serta pola makan yang tidak teratur juga dapat membuat para mahasiswa rentan terhadap penyakit. Terutama menjelang akhir bulan, banyak mahasiswa yang memilih untuk jajan sembarangan. Padahal, jajanan itu bisa jadi banyak mengandung zat berbahaya dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Observasi terhadap permasalahan jajanan tidak sehat dapat dilihat pada video berikut ini. 
https://www.youtube.com/watch?v=ZS_0KTIc-QM&feature=youtu.be
2.      Tujuan
a. Mengetahui pilihan mahasiswa dalam memilih makanan.
b. Mencegah menghindari jajan sembarangan.
c. Mengetahui makanan atau jajanan yang tidak sehat.
d. Membuat solusi yang lebih sehat dari jajan sembarangan
3.      Ruang Lingkup Masalah
Penulisan observasi ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
a.       Observasi dilakukan hanya terbatas mahasiswa ruang lingkup Universitas Padjajaran.
b. Hasil simulasi digunakan untuk mengetahui permasalahan. Setelah mengetahui permasalahannya akan dilakukan observasi  mengenai solusi dari permasalahan tersebut.
c.   Hasil observasi akan dijadikan dasar dalam membuat program baru sebagai solusi dari permasalahan.
4.      Survei tempat dan kondisi
Survei dilakukan di lingkungan sekitar Jatinangor, tepatnya di  tempat makan daerah kampus atau daerah lain yang banyak dikunjungi oleh mahasiswa. Sebagian kondisi tempat makan tersebut dapat disebut tidak layak apabila dilihat dari segi kebersihannya. Kurang bersihnya tempat tersebut dilihat dari tempat duduk, tempat masak, maupun tempat mencuci yang tidak higienis.
5.      Memberi solusi
Solusi yang kami tawarkan yaitu dengan membantu Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Padjajaran yang bergerak di bidang kewirausahaan namun belum dikenal secara luas serta memerlukan bantuan pemasaran. Bantuan pemasaran ini memanfaatkan kreativitas mahasiswa dalam bidang design grafis untuk membuat iklan-iklan produk agar lebih terkenal dan menarik. UKM yang bergerak di bidang kewirausahaan ini akan memasarkan produk-produk yang lebih sehat dan memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jajanan yang telah beredar di kawasan Jatinangor. Apabila mahasiswa membeli makanan dari UKM terkait, kebersihan dan kesehatannya akan lebih terjamin daripada makanan yang dijual secara sembarangan di warung maupun pinggir jalan.
6.      Implementasi
Solusi yang sudah kami tawarkan dapat diimplementasikan dengan cara mempromosikan produk-produk Unit Kegiatan Mahasiswa di bidang kewirausahaan secara kreatif dan inovatif. Pemasaran dilakukan agar produk UKM lebih dikenal oleh civitas akademika Universitas Padjajaran, khususnya mahasiswa dengan memanfaaatkan kreativitas mahasiswa dalam bidang design grafis. Selain membantu promosi, kami akan membantu mengawasi UKM tersebut agar produk yang dipasarkan lebih bersih dan sehat. Pengawasan ini juga perlu dilakukan agar produk lebih ramah lingkungan dan minim dari penggunaan plastik, sterofoam, maupun bahan-bahan sulit terurai lainnya.

Sumber
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Irianto, K. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya.
Lestari, L. A., Puspita M. L., Fasty A. U. 2014. Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Press.
Mudjajanto, E. S. 2006. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional. Jakarta: Kompas.
Sahabat Nestle. 2017. Inikah Penyakit Akibat Jajanan Tidak Sehat. Tersedia online di https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/tips-parenting/inilah-penyakit-akbat-jajanan-tidak-sehat.html [Diakses pada 12 Desember 2018].